Senin, 16 April 2018

Sang Guru Menjadi Murid Santrinya




Dalam peringatan haul ke 4 GUS DUR (KH. Abdurrohman Wahid) di ponpes Tebuireng jombang tepatnya 4 okt 2015, KH.  MUHAMAD MUTAWAKIL atau yang dikenal dengan GUS Mutawakil, beliau  menyapaikan sambutannya;

Bahwa panggilan HADARATUS SYEKH yg disandang KH. HASYIM ASYARI bukan sekedar nama panggilan biasa, tapi gelar yg diperoleh dari akademik makkah.

Orang yang hafal 2000 hadits shohih Bukhori Muslim, maka akan disebut dengan gelar " AL FAQIH". 

Orang yang hafal seluruh kitab hadits saheh Bukhori - Muslim dengan sebutan gelar "ASYAYIKH"

Sedangkan Gelar "HADARATUS SYEKH" adalah penghafal "KUTUBUS SITAH" yaitu Hafal kitab Hadits " Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Tarmidzi, Imam Nisai dan Ibnu Majjah.

KH. HASYIM ASYARI adalah  salah satu jebolan akademik ilmu hadits dari  MAKAH  pada era itu, dengan  gelar HADARATUS SYEKH  hanya disandang pada beliau HADARATUS SYEKH KH. HASYIM ASYARI se Asia. Kata Gus Mutawakil.

Hal itulah yg membuat kiyai Muhamad kholil bangkalan, kiyai legendaris merupakan guru banyak mencetak  ulama besar seperti, kiyai ma'shum lasem  (ayah dari Kiyai Ali Ma'sum krapyak) kiyai Wahab Chasbullah jombang, kiyai As'ad Syamsul Arifin situbondo, kyai Bisri syansuri Jombang, Kiyai Munawir Krapyak dan termasuk Kiyai Hasyim Asyari itu sendiri, beliau Kiyai Muhamad kholil  bangkalan telah  mendatangi dan mengunjungi mantan santrinya ke ponpes Tebuireng Jombang.

Kunjungan maha guru Kiyai kholil ini sangat mengejutkan bagi kiyai Hasyim, Maka dengan segala sesuatunyapun dipersiapkan di pondok.pesantren tebuireng jombang untuk menyambut tamu istimewa.

Masalahnya kunjungan kiyai kholil  bukan sekedar berkunjung dan bertamu, melainkan untuk belajar dan nyantri ke Hadratus syekh KH. Hasyim Asyari yang sudah termasyhur reputasinya sebagai ahli hadis dinusantara bahkan Asia.

Atas kedatangan tamu agung ini kyiai Hasyim telah memerintahkan para  santrinya untuk mempersiapkan kamarnya,
setelah segala sesuatunya sudah beres, kiyai Hasyim medatangi kiyai kholil.

"Kiyai mohon istirahatnya dikamar yang sudah dipersiapkan, tidak usah tidur seperti santri " lain, cuciannya biar dicucikan jangan mencuci sendiri kata kiyai Hasyim". 

Dengan tersenyum kiyai kholil membalas, "Hasyim " disini saya datang sebagai santri, sebagaimna santri yg lain, di pesantren bangkalan benar memang aku ini kiyai kamu, kamu santriku, tapi disini sebaliknya, sekarang kamu kiyai ku dan aku ini santrimu".

"Tapi kiyai.... " kata kiyai Hasyim kebingungan.
Membayangkan kiyai kholil yang merupakan gurunya sendiri akan tidur bersama santrinya tentu saja kiyai Hasyim merasa tidak tega, walau kiyai kholil sudah mengeluarkan perintah jangan menganggap sebagai gurunya diponpes tebuireng, Tapi bagi kiyai Hasyim tidak begitu.

Setelah kiyai Hasyim berpikir keras, dia punya ide dan mendatangi kembli ke kiyai kholil, kali ini kiyai Hasyim mengeluarkan suara sedikit tegas dan keras.
"Apa benar saya dianggap kiyai sebagai guru..?" tanya kiyai Hasyim.

Kiyai kholil awalnya bingung, "Iya memang benar kamu adalah guru saya". balas kiyai kholil.
Kalau begitu saya perintahkan kiyai untuk meninggalkan kamar ini, dan segera pindah ke kamar yg sudah dipersiapkan, begitupun dg makan akan diantarkan, termasuk cucian akan dicucikan, tidak perlu antri dikamar mandi seperti santri " lainnya, ini bukan permintaan seorang santri kepada  kiyai nya, tapi perintah kiyai ke santrinya, kata kiyai Hasyim.
Mendengar perkataan itu kiyai kholil terkejut, lalu berdiri dan menuruti perintah gurunya.

Dari kisah ini dapat dipetik pelajarn dan disikapi:

1. Walau kita telah mendapatkan ilmu dan kedudukan serta  kehormatan tertentu, belum tentu memiliki keahlian, keilmuan yang dimiliki orang lain, Maka kita jgn sombong, ego dan gengsi, sebab manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu kita tidak boleh sombong dan tidak mau menerima saran atau masukan orang lain.

2. ?Sehebat apapun kita, setinggi apapun ilmu kita dan setingginya kedudukan kita.
Meskipun begitu kita harus tetap menghormati dan rasa tawadu' kita terhadap guru yg telah mengajari kita, darinya lah do'a dan keberkahan yang mengantarkan kesuksesan kita.

Tulisan ini Dari, PEMUDA PENJAGA NU SURABAYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar